Rabu, 28 Oktober 2020

Analisis Faktor: Raymond B. Catel

 Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.



Raymond Bernard Cattell dilahirkan di kota Staffordshire,Inggris pada tanggal 20 Maret 1905. Menurut Cattel (Alwisol 2007:282) kepribadian adalah struktur kompleks dari sifat yang disusun dalam berbagai kategori, yang memungkinkan memprediksi tingkah laku seseorang dalam situasi tertentu, mencakup seluruh tingkah laku- baik yang konkrit maupun yang abstrak. Kepribadian yang dimaksud Cattell fokus dengan seluruh bentuk perilaku, baik luar dan dalam. Cattell bertujuan untuk memprediksikan perilaku dengan subjek penelitiannya yaitu orang-orang normal yang di pelajari kepribadiannya,karena menurutnya bahwa tidak bijak jika ingin mengubah perilaku seseorang tetapi tidak mengetahui dan memahami secara terperinci apa yang harus diubah.
Terdapat beberapa pokok-pokok teori Cattell untuk lebih memahami pendapatnya yaitu:
TRAIT
Teori kepribadian Cattell berangkat dari teorinya Gordon W. Allport yakni mengenai trait yang lebih dikembangkan lagi. Adapun teori dari Cattell dikenal dengan Analisis Faktor, yaitu sebuah prosedur statistik untuk mengukur faktor-faktor umum pada individu.Cattell berpendapat bahwa kepribadian merupakan suatu bentuk struktur kompleks dari trait dari berbagai macam kategori. Trait yaitu suatu struktur mental untuk menunjukkan keajegan dan ketetapan dalam tingkah laku itu atau sebuah kecenderungan reaksi yang relativ permanen yang merupakan bagian dari kepribadian. 

Ada beberapa penjabaran mengenai trait yaitu :
A.    Common trait dan Unique trait
Common trait  (sifat umum) adalah sifat yang dimiliki oleh semua individu atau setidaknya oleh sekelompok individu yang hidup dalam lingkungan sosial yang sama.
Unique trait (sifat khusus).Adalah sifat yang hanya dimiliki oleh individu masing- masing dan tidak dapat ditemukan pada individu lain. Dibagi menjadi 2,yaitu :
1. Relatively unique,kekhususannya timbul dari pengaturan unsur-unsur sifat itu.
 2. Intrinsically unique,yang benar-benar hanya ada pada individu khusus tertentu.
B.     Surface trait dan Source trait
Surface trait adalah sifat yang nampak atau sifat permukaan,dan Source trait adalah variabel yang mendasari berbagai sifat yang nampak. Sifat permukaan merupakan hasil interaksi dari pada sifat asal.Menurut Cattell, bagi orang lain,sifat permukaan itu lebih diakui dari pada sifat asal,karena dapat langsung disaksikan melalui observasi sederhana,tetapi tetap saja sifat adalah yang lebih menentukan perilaku.

ERG
Erg adalah dorongan atau motivasi dasar bawaan yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuannya. Erg berupa dorongan primer yang dimiliki sejak lahir, seperti lapar, haus, dll. Erg sering disebut sebagai konsep diri. Misalnya, erg of fear akan membuat seseorang mengembangkan kewaspadaannya terhadap sesuatu yang membahayakannya. Manusia memiliki 10 erg, yaitu makan, seks, sociability,  parental protectiveness, keingintahuan, rasa takut, agresif, serakah, self-assertion, dan kegemaran.

METAERG.
Metaerg dapat dikatakan bersesuaian dengan erg, akan tetapi metaerg merupakan hasil dari pengalaman atau sosiokultural. Jika erg dibawa sejak lahir, maka metaerg terbentuk melalui  perkembangan individu seperti sentiment. 

ATTITUDE (Sikap)
Attitude adalah konsep tentang tingkah laku spesifik sebagai respon terhadap suatu situasi tertentu. Sikap tidak perlu diungkapkan secara verbal. Cattel mengukur sikap dengan metode yang bervariasi. Misalnya, laki-laki yang menyukai seorang wanita mungkin akan meningkat tekanan darahnya atau detak jantungnya jika melihat wanita yang disukainya. Sikap kemudian berperan sebagai motivator tingkah laku yang termasuk environmental-mold source traits.

Tahapan Perkembangan Kepribadian
1. Tahap Bayi (Infancy, 0-6 tahun)
Periode pembentukan yang terpenting dalam perkembangan kepribadian. Pda tahap ini individu sangat dipengaruhi oleh orang tua dan saudara-saudaranya, dan secara alami dipengaruhi oleh pengalaman perolehan maknan dan caranya membuang kotoran. Pengaruh-pengaruh tersebut membentuk sikap sosial, kekuatan superego, persaan aman dan tidak aman, sikap terhadap otoritas, dan kemungkinan kecenderungan neurotic.
2. Tahap Anak (Childhood, 6-12 tahun)
Hanya sedikit masalah psikologis yang timbul, sehingga oleh cattell disebut periode konsolidasi, sesudah periode bayi yang kritis. Ada awal kecendrunganmenuju kemandirian dari orang tua dan meningkatnya identifikasi dengan sebayanya, tetapi problemnyatidak besar, kalau dibandingkan dengan periode sebelum dan sesudahnya.
3. Tahap Adolesen (Adolenscence, 14-23 tahun)
Ini adalah periode yang paling menyulitkan dan menekan. Kejadian kelainan mental, neurosis, dan dilinkuensi  banyak muncul pada periode ini; begitu pula konflik disekitar dorongan kemandirian, keyakinan diri, dan seks.
4. Tahap Kemasakan (Maturity, 23-50 tahun)
Secara umum, awal tahap ini ditandai dengan kesibukan, kebahagian, dan produktivitas. Pdada umumnya orang pada usia itu menyiapkan karir, perkawinan, dan keluarga. Kepribadian cenderung tidak mudah berubah, lebih mantap, kalau dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Cattell juga menemukan hanya sedikit perubahan minat dan sikap pada tahap ini.
5. Tahap Usia Pertengahan (Middle age, 50-60/70 tahun)
Ada perubahan penyesuaian dalam kepribadian sebagai respon terhadap perubahan fisik, sosial, dan psikologikal. Kesehatan dan kekuatan semakin redup pada tahap ini, begitu pula dengan daya tarik pribadi. Anak-anak meninggalkan rumah, dan mulai ada orang dekat meninggal. Biasanya terjadi uji ulang terhadap nilai-nilai yang menjadi pegangan hidup.
6. Tahap Tua (Senility, 60/70-mati)
Tahap final, melibatkan penyesuaian sejumlah kehilangan- kematian keluarga dan sahabat, pension, kehilangan status di masyarakat- mengikuti perasaan sendiri dan tidak aman.




Sumber Pustaka:

Muhtar, Tatang. 2020. Sosiologi Olahraga. Bandung: Salam Insan Mulia.

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Dimas. 2014. Etika dan Kepribadian. http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-101970-Etika%20dan%20Kepribadian-Teori%20Kepribadian%20Menurut%20Raymond%20Bernard%20Cattell.html. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2020.

Widiantoro, Wahyu. Psikologi Kepribadian II (Rangkuman). Yogyakarta: UP45.



        

Keunikan Pribadi: Gordon Allport

Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi. M.A.



Gordon Willard Allport (1897-1967) lahir pada tanggal 1 November 1897 di Montezuma, Indiana, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Salah satu kakak laki-lakinya, Floyd Henry Allport "seorang psikologi sosial yang berpengaruh" dirinya memainkan peran kunci dalam mengembangkan karir Gordon. Allport merupakan salah satu tokoh psikologi individual yang pemikirannya memusatkan pada keunikan individu melalui karakteristik sifat dinamis. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapatnya, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Sedangkan, yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Gordon Allport (Alwisol 2011:224) mengistilahkan aspek kepribadian (self/ego) dengan proprium yaitu sesuatu yang mengenainya kita segera sadar, sesuatu yang kita pikirkan sebagai bagian yang hangat, sentral dan privat dari kehidupan kita, sehingga menjadi inti dari kehidupan. Pengertian ini mencakup semua aspek kepribadian yang menimbulkan kehidupan emosional individu menjadi berbeda-beda, membuat kehidupan diri menjadi terpisah dari orang lain, dan menciptakan unitas dari sikap, persepsi dan tujuan hidup seseorang karena ketika proprium muncul berkembang tidak ada kesadaran diri.

Gordon Allport (1897-1967) tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh kekuatan-kekuatan tak sadar, kekuatan-kekuatan yang tidak dap7at dilihat dan dipengaruhi. Kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Orang-orang yang neurotis terikat atau terjalin erat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, tetapi orang-orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang yang sehat diarahkan dan dibimbing oleh masa sekarang dan oleh intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Dalam pandangan Allport, orang yang neurotis beroperasi dalam gangguan konflik-konflik dan pengalaman-pengalaman kanak-kanak dan kepribadian sehat berfungsi pada suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi.

Ada segi lain dari konsepsi Allport tentang kepribadian sehat yang mungkin kelihatannya paradoks yaitu tujuan-tujuan yang dicita-citakan oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai. Orang yang matang dan sehat terus menerus membutuhkan motif-motif kekuatan dan daya hidup yang cukup untuk menghabiskan energi-energinya.

Struktur dan dinamika dalam pandangan Allport merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Dalam hal ini terdapat sifat (traits) merupakan struktur yang memiliki kemampuan untuk merespon stimulus dan memiliki nilai berdasarkan fungsinya. Sedangkan dinamikanya terdapat disposisi-disposisi menentukan kepribadian seseorang. Sifat tersebut memiliki dua disposisi yaitu disposisi personal dan disposisi motivasi ekspresif. Disposisi personal adalah sifat umum yang ada pada manusia, disposisi ini memiliki 3 tingkatan yaitu disposisi pokok (sifat khas yang dimiliki sebagian orang, misalnya narsisme, chauvinisme dll), disposisi sentral (sifat umum yang dimiliki semua orang, misalnya baik hati, tidak sombong, ramah dll) dan disposisi sekunder (tidak begitu jelas, namun bertanggung jawab atas perilaku seseorang. misalnya seseorang yang mempunyai sifat ramah kemudian marah-marah karena sesuatu hal. Disini ramah (disposisi sentral) dan marah (disposisi sekunder)). Disposisi motivasi dan ekspresif, hal ini berhubungan dengan tiga tingkatan dari disposisi personal. Bahwa jika salah satu atau semua dari tingkatan disposisi itu dialami oleh seseorang sangat kuat maka disebut disposisi motivasi, jika sebaliknya maka disebut disposisi ekpresif.

Selanjutnya untuk struktur dan dinamika kedua adalah proprium. Proprium menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseoarang. Proprium/self terdiri dari hal –hal atau proses- proses yang penting dan bersifat pribadi bagi seorang individu, segi- segi yang menentukan seseorang sebagai pribadi yang unik.

Perkembangan Proprium
Proprium berkembang dari masa bayi sampai masa adolesensi melalui 7 tingkat "diri", yaitu: Kira- kira pada usia 15 bulan, maka muncullah tingkat pertama perkambangan proprium-diri jasmaniah. Berkembangnya suatu perbedaan yang kabur antara sesuatu yang ada ”dalam saya” dan hal- hal lain ”di luarnya”.Tingkat kedua perkembangan, muncullah perasaan identitas- diri. Anak mempelajari namanya, menyadari bahwa bayangan dalam cermin hari ini adalah bayangan dari orang yang sama seperti yang dilihatnya kemarin, dan percaya bahwa perasaan tentang ”saya” atau ”diri” tetap bertahan dalam menghadapi pengalaman- pengalaman yang berubah- ubah.Tingkat ketiga dalam perkembangan proprium ialah timbulnya harga- diri. Inti dari munculnya harga- diri ialah kebutuhan anak akan otonomi. Hal ini kelihatan dalam tingkah lakunya yang negatif sekitar usia 2 tahun, ketika anak kelihatannya selalu menentang segala sesuatu yang dikehendaki orang tua untuk dilakukannya. Sekitar usia 6- 7 tahun harga diri lebih ditentukan oleh semangat bersaing dengan kawan- kawan sebayanya.

Perluasan diri (self extension), mulai sekitar usia 4- 5 tahun. Anak mempelajari arti dan nilai dari milik seperti yang terungkap dalam kata ”kepunyaanku”.

Gambaran diri berkembang pada tingkat berikutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana anak melihat dirinya dan pendapatnya tentang dirinya.

Diri sebagai Pelaku Rasional. Setelah anak mulai sekolah aturan- aturan dan harapan- harapan baru dipelajari.

Perjuangan Proprium (Propriate Striving), tingkat terakhir dalam perkembangan diri (selfhood)- timbul. Allpport percaya bahwa masa adolensi merupakan suatu masa yang sangat menentukan.

Struktur dan dinamika ketiga adalah motivasi. Allport menganggap seseorang yang sehat dan matang, ketika mereka memiliki dorongan dan membuka diri untuk menerima elemen-elemen baru masuk. Dalam motivasi ini terdapat otonomi fungsional, yaitu motivasi awal seseorang dapat berubah ketika seseorang menemukan hal baru dari kebiasaannya.

Untuk perkembangan kepribadian, Allport membaginya menjadi 2 kategori, yaitu perkembangan bayi, dan perkembangan masa dewasa. Menurutnya bayi belum memiliki kepribadian dan hanya mengalami solo centered  bukan self centered. Selain itu, teori Allport memang menekankan pada motivasi individu mengenai masa depannya yang terjadi pada masa dewasa.
Pada masa dewasa, terjadi perkembangan kepribadian sehat. Menurut Allport pribadi sehat adalah memiliki perasaan perluasan diri, menjalin hubungan hangat dengan orang lain, memiliki keamanan emosional atau penerimaan diri, memiliki persepsi yang realistismengenai lingkungan sekitarnya, memiliki Insight dan humor, dan memiliki tujuan jelas dalam kehidupan kedepannya.


Sumber Pustaka:

Sibaweh, Imam. 2019. Pendidikan Mental Menuju Karakter Bangsa: Berdasarkan Ilmu Pengetahuan Dari Masa Ke Masa. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Widiantoro, Wahyu. Psikologi Kepribadian II (Rangkuman). Yogyakarta: UP45.

Heriyanto, Muh. 2020. Who Are You. https://books.google.co.id/books?id=6lPjDwAAQBAJ&dq=keunikan+kepribadian+gordon+allport&hl=id&source=gbs_navlinks_s. Diakses pada tangggal 27 Oktober 2020.

Allport, Gordon W. 2017. The Nature Of Prejudice. Penyunting: A Macat Analysis. London: Macat Internasional Ltd.

Dedikasi, LPM. 2017. Pandangan Kepribadian Menurut Allport. https://www.lpmdedikasi.com/berita/pandangan-kepribadian-menurut-allport/211. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2020.

Selasa, 27 Oktober 2020

Konstruk Personal: George Kelly

 Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A.


    George Alexander Kelly lahir pada tahun 1905 di Perth, Kansas.George Kelly memandang kepribadian sebagai cara unik individu dalam "membuat makna" (making sense) dari pengalaman-pengalaman hidup. Berbeda dengan teori Freud dan Roger, George A. Kelly bermaksud memahami individu secara utuh yaitu dengan menekankan pada cara-cara mengkonstruksi yaitu mempresepsi, menafsirkan, mengontrol dan meramalkan peristiwa di sekitar dunia mereka. Kelly meyakini bahwa tidak ada kebenaran yang objektif dan kebenaran yang mutlak absolut. Variabel struktural kunci daalam teori kepribadian Kelly adalah "Konstruk Personal". Kelly menggunakan kata konstruk untuk merujuk kepada ide atau kategori yang digunakan orang untuk menginterpretasi dunia mereka. Teori konstruk personal George A. Kelly tidak sama dengan teori kepribadian lainnya. Sebelumnya teori ini disebut dengan teori kognitif, teori perilaku, teori eksistensial dan teori fenomologi. 
    Teori konstruk personal tidak berusaha untuk menjelaskan alam, melainkan sebuah teori mengenai konstruksi manusia terhadap peristiwa-peristiwa: yaitu pencarian pribadi mereka ke dalam dunia mereka. Konsep tersebut merupakan psikologi dari perjalanan manusia. Ia tidak hanya mengatakan mengenai apa yang sudah atau apa yang akan ditemukan, tetapi juga menawarkan mengenai bagaimana kita dapat berjalan untuk mencari hal-hal tersebut. 
    Teori kepribadian kelly memiliki dasar terkait dengan pikiran individu (kognitif). Proses kognitif merupakan pusat kepribadian individu, sedangkan emosi dan perilaku dipengaruhi oleh kognisi. Relasi sosial sebagai usaha individu untuk memahami konstruk personal individu lainnya. 
Kelly memandang bahwa semua konstruk itu dikotomus, masing-masing mempunyai persamaan dan perbedaan. Dalam mengkonstruksi peristiwa dapat digunakan konstruk dari segi kualitas dan kuantitasnya. Kelly mengukuhkan bahwa konstruk itu tersusun dari dua konstruk atau kombinasi: persamaan-perbedaan. Dengan kata lain bahwa kita tidak dapat memahami hakikat konstruk seseorang apabila kita hanya menggunaan konstruk persamaan atau perbedaan saja. konstruk-konstruk itu dapat dikategorikan ke dalam cara yang bervariasi yaitu:
1. Core (inti), konstruk dasar dari fungsi individu.
2. Peripheral (pinggir,luar), konstruk yang dapat diubah tanpa modifikasi mendasar, serius dari konstruk     inti.
3. Permeable (dapat ditembus), konstruk yang terbuka, dapat menerima elemen-elemen baru.
4. Impermeable (tak tertembus/tertutup), konstruk yang menolak elemen-elemen baru. 
5. Tight (rapat/erat), konstruk yang tidak dapat mengubah-ubah prediksi.
6. Loose (longgar), konstruk dimana individu mengharapkan suatu hal dalam satu waktu dan hal yang        berbeda dalam kondisi yang sama.
7. Verbal, konstruk yang mempunyai simbol kata yang konsisten.
8. Preverbal, konstruk dimana individu belum mempunyai simbol kata yang konsisten, konstruk ini           dialami/dipelajari individu sebelum perkembangan masa bayi/masa kanak-kanak awal.
9. Submeged (tenggelam), konstruk ini bisa jadi tidak di verbalisasikan dan individu mungkin tidak           akan dapat melaporkan semua elemen yang ada pada dalam konstruk tersebut.
Dalam proses memandang tingkah laku manusia, Kelly tidak mendasarkan pada teori tradisional tentang motivasi. Dalam hal ini Kelly merumuskan suatu postulat/asumsi bahwa 'proses seseorang itu secara psikologi dijembatani oleh cara dia mengantisipasi peristiwa'. Postulat tersebut mengimpikasikan bahwa:
a. Individu menyusun/mencari prediksi.
b. Individu mengantisipasi peristiwa.
c. Individu menggapai masa depan melalui jendela masa kini.
Kelly yakin manusia yang menentukan masa depannya, bukan fakta. Fakta dan kenyataan tidak mendikte suatu kesimpulan, hanya membawa makna-makna untuk kita temukan. 

DINAMIKA KEPRIBADIAN
Kelly menggambarkan manusia sebagai seorang peneliti, tiap-tiap individu memiliki gagasan dan teori tersendiri mengenai dunia dan individu-individu tersebut menguji hipotesis yang mereka punya serta mempraktekkan hipotesis tersebut dalam dunia nyata, yang terpenting adalah imajinasi individu tentang realitas yang memberikan makna bagi setiap kejadian yang terjadi dalam hidup masing-masing individu. 

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN 
Kelly menekankan bahwa masa kecil tidak membentuk kepribadian seseorang saat ini. Masa kecil itu sifatnya hanya mempengaruhi dan itupun terbatas. 


Sumber Pustaka
Nuryakin, Fuzanin. 2014. Psikologi dan Konstruk Personal: George Kelly. https://www.kompasiana.com/fnuryakin/54f7091aa3331108208b467e/psikologi-dan-konstruk-personal-gkelly. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2020.
Santoso, Sugiarto. 2017. PERSONAL CONSTRUCT THEORY GEORGE KELLY. https://docplayer.info/51959294-Personal-construct-theory-george-kelly.html. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2020.
Riyanto, Yatim. 2009. PARADIGMA BARU PEMBELAJARAN Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik Dalam Implementasi Pembelejaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. 
Feist, Jess, & Feist. G. J. (2010). Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). Jakarta: Seleka Humanika.

Senin, 05 Oktober 2020

Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow

 
Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A




   Abraham Harold Maslow atau yang lebih dikenal dengan Abraham Maslow merupakan orang pertama yang memproklamirkan aliran Humanistik sebagai kekuatan ketiga dalam psikologi (Kekuatan pertama : Psikoanalisis, kekuatan kedua : Behaviorisme). Abraham Maslow merupakan anak sulung dari tujuh bersaudara, yang lahir pada tanggal 1 April 1908 di Brooklyn, New York. Sejak muda Maslow selalu percaya bahwa kekuatan fisik merupakan satu-satunya karakter yang kuat dari seorang pria sehingga ia melatih tubuhnya dengan angkat beban dan berharap menjadi seorang yang berotot dan tampan. Namun, dikarenakan wajahnya yang santai dan terlihat kutu buku ia tidak bisa mencapai keinginannya tersebut. Di sekolah Maslow adalah murid ilmiah, dan berhasil mendapatkan tempat di City College of New York . Maslow awalnya belajar hukum untuk memenuhi keinginan orang tuanya, tapi ia menghadiri kuliah di Universitas Wisconsin. Di Wisconsin ia berubah tunduk ke psikologi, menerima gelar BA pada tahun 1930, gelar MA pada tahun 1931 dan Ph.D pada tahun 1934. 
    Kontribusi utama Maslow dalam psikologi adalah tangga / piramida kebutuhan dasar. Teori Abraham Maslow dimasukkan ke dalam paradigma traits karena teori itu menekankan pentingnya peran kebutuhan dalam pembentukan kepribadian. Teori Maslow menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki. Kebutuhan - kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisiologis, keamanan dan keselamatan, sosial dan cinta, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Menurut Maslow, pemuasan kebutuhan didorong oleh kekuatan motivasi yaitu motivasi kekurangan (deficiency growth) dan motivasi perkembangan (motivation growth). Motivasi kekurangan adalah upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi kekurangan yang dialami. Sedangkan motivasi perkembangan adalah motivasi yang tumbuh dari dasar diri manusia untuk mencapai suatu tujuan diri berdasarkan kapasitasnya dalam tumbuh dan berkembang. Hierarki kebutuhan Maslow ini disusun membentuk segitiga dimana dasarnya memiliki ukuran yang lebih luas dan mengerucut ke atas. Tingkatan paling bawah adalah kebutuhan yang paling dasar  dan berlanjut pada tingkatan kedua, ketiga dan seterusnya sampai puncak tertinggi di puncak piramida. 


Kebutuhan Fisiologis
    Merupakan hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar. Hal ini mencakup kebutuhan untuk dapat hidup meliputi sandang, pangan, papan seperti makan, minum, tidur, tempat tinggal dan lain sebagainya. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan pertama yang akan dicari manusia untuk mencapai kepuasan hidup. Apabila salah satu dari kebutuhan fisiologis ini tidak didapatkan, maka akan menganggu pemenuhan kebutuhan dasar lainnya. 

Rasa Aman 
    Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan fisik maupun psikologis. Ketika kebutuhan dasar yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan akan keamanan menjadi aktif.  Kita memerlukan perasaan aman untuk menjalani hari-hari dengan baik. Perasaan aman tersebut meliputi rasa dimiliki dan diterima oleh orang lain maupun lingkungan sosial kita. Kebutuhan keamanan ini lebih banyak pada anak-anak karena kesadaran mereka terhadap batasan diri masih kurang. sehingga perlu adanya orang lain untuk memberikan keamanan pada mereka. Pada orang dewasa, kebutuhan keamanan sedikit, kecuali pada keadaan darurat, bencana, atau kegagalan organisasi dalam struktur sosial.

Sosial
    Ketika kebutuhan fisiologis dan keamanan sudah terpenuhi, tingkatan selanjutnya adalah kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan akan interaksi, aliansi, afiliasi, teman dan cinta. Maslow mengatakan bahwa orang akan mecari cara untuk mengatasi rasa kesepian atau kesendirian. Manusia membutuhkan rasa cinta, kasih sayang dan rasa memiliki. Tidak hanya dicintai, namun juga mencintai yaitu memberikan kebutuhan yang sama terhadap orang lain, juga akan memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. 
   
Penghargaan
   Ketika kebutuhan tingkat ketiga terpenuhi maka akan muncul kebutuhan akan penghargaan Manusia memiliki kebutuhan untuk dihormati oleh orang lain, dipercaya oleh orang lain, dan stabil diri, ketika kebutuhan ini sudah dicapai maka tingkat percaya diri seseorang tersebut juga akan meningkat dan memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini akan berpengaruh terhadap peran sosial dan aktivitasnya dalam interaksi sosial. Apabila kebutuhan penghargaan ini tidak bisa dicapai, maka orang menjadi depresai, tidak percaya diri, harga diri rendah, dan merasa tidak berharga atau berguna. 

Aktualisasi Diri
     Kebutuhan selanjutnya yang perlu dipenuhi setelah keempat kebutuhan yang lain terpenuhi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri merupakan suatu bentuk nyata yang mencerminkan keinginan seseorang terhadap dirinya sendiri. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang mudah untuk dicapai karena perlunya dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini tidak bisa dicapai maka akan memunculkan suatu kegelisahan, tidak tenang, tegang, merasa harga diri kurang. Apabila kebutuhan akan rasa kasih sayang kurang, tidak dicintai, lapar tidak aman, maka akan mudah mengetahui apa yang membuatnya gelisah. Namun, kurangnya kebutuhan aktualisasi diri sulit untuk memahami dengan jelas apa yang seseorang inginkan. 

    Maslow mengasumsikan bahwa seseorang berusaha untuk memnuhi kebutuhan yang lebih baik (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (aktualisasi diri). Kebutuhan yang telah terpenuhi meredam daya motivasinya. Maslow menganggap bahwa orang memiliki keinginan untuk maju. Teorinya adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga / piramida akan mencegah seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang mencapai puncak piramida adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan diterima di bidang psikologi dan antropologi, serta menyeberang ke bidang kemanusiaan lainnya.






Sumber :

Ina. 2017. "Teori Kebutuhan Maslow - Pengertian - Konsep". https://dosenpsikologi.com/teori-kebutuhan-maslow. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020. 

Alwisol. 2009. "Psikologi Kepribadian". Malang: UMM Press.

Suyanto, M. 2006. "Revolusi Organisasi dengan  Memberdayakan Kecerdasan Spiritual. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Dewi, Mestika. 2020. "COVID-19 dan Hierarki Kebutuhan Maslow". https://pijarpsikologi.org/covid-19-dan-hierarki-kebutuhan-maslow/. Diakses pada tanggal 05 Oktober 2020.

Admin. 2010. "Biografi Abraham Maslow dan Teorinya". https://ruangguruku.com/biografi-abraham-maslow-dan-teorinya/. Diakses pada tanggal 05 oktober 2020. 










Ilmu Budaya Dasar: Hakikat Manusia

Putri Wulandari 19310410067 Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 4...