Minggu, 27 Desember 2020

STIMULUS-RESPON: Neal E. Miller & John Dollard

 Putri Wulandari (19310410067)
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A.

Next theories Keep the empirical rigor of behaviorism and add - ppt download 
    John Dollard dan Neal E. Miller bekerja sama di Institute of Human Relation Universitas Yale mengembangkan pendekatan interdisiplin 3 bidang ilmu, yaitu teori belajar, psikoanalitik dan dan antropologi sosial. Kebiasaan atau habit adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat struktural. Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada kejadian khas yang menjadi pengalamannya.
    Dollar dan Miller lebih memusatkan bahasanya mengenai proses belajar dan mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal (kata-kata) dan respon yang umumnya juga berbentuk verbal. Selain itu, Dollar dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (Secondary Drive) seperti rasa takut sebagai bagian yang relatif stabil. Menurut Dollar dan Miller Dorongan Primer (Primary Drive) dan hubungan Stimulus-Respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibandingkan habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan Stimulus-Respon bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.
 
DINAMIKA KEPRIBADIAN
MOTIVATION DRIVES
Dollard & Miller sangat memperhatikan motivasi atau drive. Mereka tidak menggambarkan atau mengklasifikasi motif tertentu tetapi memusatkan perhatiannya pada motif-motif yang penting seperti kecemasan. Dalam kehidupan manusia banyak sekali muncul secondary drive (drive yang dipelajari) dari atau berdasarakan primary drives seperti lapar, haus dan seks. Dorongan yang dipelajari itu berperan sebagai wajah semu yang fungsinya menyembunyikan drives innate.
PROSES BELAJAR
Dollard & Miller melakukan eksperimen rasa takut terhadap tikus. Peralatannya merupakan kotak yang dasarnya diberi aliran listrik, kotak itu diberi sekat yang dapat diloncati tikus. Dibunyikan bel yang kemudian diberi kejutan listrik yang membuat tikus kesakitan, kemudian dihentikan ketika tikus meloncat ke sisi lain dari kotak. ternyata sudah terjadi proses belajar, dimana dengan mendengar bunyi bel saja tikus sudah meloncati sekat. Ini adalah reaksi takut terhadap rasa sakit. 
Dari eksperimen-eksperimennya, Dollard & Miller menyimpulkan bahwa sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari manusia, dipelajari melalui belajar dari rasa takut dan anxiety. Mereka juga menyimpulkan bahwa untuk bisa belajar orang harus menginginkan sesuatu, mengenal sesuatu, mengenakan sesuatu, dan mendapatkan sesuatu. Inilah yang kemudian menjadi empat komponen utama belajar yakni drive, cue, response dan reinforcement.
DRIVE (Stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan tetapi tidak menentukan bentuk kegiatannya).
CUE (Stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya.
RESPONSE (Aktivitas yang dilakukan seseorang).
REINFORCEMENT (Agar belajar terjadi, harus ada reinforcement atau reward).
PROSES MENTAL YANG LEBIH TINGGI
Generalisasi Stimulus
Generalisasi stimulus merupakan respon yang dipelajari dalam kaitannya dengan suatu stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang berbentuk atau berwujud fisiknya mirip. Semakin mirip stimulus lain itu dengan stimulus aslinya, maka peluang terjadinya generalisasi tingkah laku, emosi, pikiran atau sikap semakin besar.   
Reasoning
Reasoning memungkinkan seseorang menguji alternatif respon tanpa nyata-nyata mencobanya sehingga menyingkat proses memilih tindakan. Reasoning juga memberi kemudahan untuk merencanakan, menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif.
Bahasa (Ucapan, Pikiran, Tulisan maupun Sikap Tubuh) 
Bahasa merupakan respon isyarat yang penting sesudah reasoning. Dua fungsi pentingnya sebagai respon isyarat adalah generalisasi dan diskriminasi. Dollard & Miller sangat mementingkan peran bahasa dalam motivasi, hadiah dan pandangan ke depan. Kata mampu dapat membangkitkan drive dan memperkuat atau memberi jaminan. Kata dapat menguatkan tingkah laku sekarang secara verbal dengan menggambarkan konsekuensi masa yang akan datang.
Secondary Drive
Menurut Dollard & Miller, stimulus atau cue apapun yang sering berasosiasi dengan kepuasan dorongan primer dapat menjadi reinforcement sekunder. Semua drive sekunder, dapat dianalisis asosiasinya dengan drive primer, walaupun terkadang asosiasi itu begitu kompleks sehingga sukar ditemukan jejaknya.
MODEL KONFLIK
Formulasi tingkah laku konflik dari Dollard & Miller sangat terkenal. Karena manurut Dollard & Miller, konflik membuat orang tidak dapat merespon secara normal. Ada tiga bentuk konflik yaitu konflik approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi), konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif), dan konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif).
KETIDAKSADARAN
Dollard & Miller memandang penting faktor ketidaksadaran tetapi berbeda dengan Freud. Dollard & Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua, yaitu pertama, ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari (seperti stimuli, drive dan respon yang dipelajari) juga apa yang dipelajari secara nonverbal dan detail dari berbagai ketrampilan motorik. Kedua, berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi.  
 
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Perangkat Innate Respons Sederhana dan Primary Procces
Dollard & Miller mengganggap perubahan dari bayi yang sederhana menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik, sehingga banyak karyanya yang menjelaskan masalah ini. Melalui proses belajar, bayi berkembang dari tiga repertoir tingkah laku primitif di atas menjadi dewasa yang kompleks. Bayi akan terus berusaha mengurangi tegangan dorongan, memunculkan respon-respon menjawab stimuli baru, memberikan reinforcement respon baru, memunculkan motif sekunder dari drive primer dan mengembangkan proses mental yang lebih tinggi melalui mediasi stimulus.
Konteks Sosial
Dollard & Miller menekankan saling ketergantungan antara tingkah laku dengan lingkungan sosiokultural. Bagi Dollard & Miller, prinsip–prinsip belajarnya dapat diterapkan lintas budaya. Dollard & Miller yakin bahwa tingkah laku orang dipengaruhi oleh masyarakatnya.  
Situasi Pembelajaran
Seperti teoritisi psikoanalitik, Dollard dan Miller menganggap 12 tahun kehidupan awal sangat penting dalam menentukan tingkah laku dewasa. Ada banyak peristiwa dimana konflik mental parah yang tidak disadari dapat timbul. 
 
 
Sumber Pustaka
 
Rosyidi, Hamim. 2015. Psikologi Kepribadian (Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik dan Humanistik). Surabaya: JAUDAR PRESS
 
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjYobG6qOztAhUFb30KHU8TD9kQFjABegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Fwardalisa.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F26399%2FMateri%2B04%2B-%2BTeoriStimulusRespon.pdf&usg=AOvVaw00CIFJEOYvp9O2Wtb8hlut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ilmu Budaya Dasar: Hakikat Manusia

Putri Wulandari 19310410067 Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 4...