Minggu, 27 Desember 2020

SOCIAL LEARNING: Martin Seligman & Walter Mischel

 Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A.

Walter Mischel (@walter_mischel) | Twitter

Walter Mischel adalah psikolog kognitif social yang tertarik menjelajahi bagaimana kepribadian memengaruhi prilaku. Mischel meninggalkan jejaknya pada bidang kepribadian dengan dua cara. Pertama, kritiknya atas gagasan kekonsistenan prilaku memicu sejumlah kontroversi yang kemudian dikenal sebagai perdebatan orang-situasi. Kedua, ia mengajukan model CAPS, suatu cara berpikir baru mengenai kepribadian.  
KEKONSISTENAN dan PERDEBATAN ORANG-SITUASI
Mischel menyatakan bahwa kepribadian sering kali berubah menurut situasi yang terberi. Mischel menyatakan bahwa prilaku adalah diskriminatif-yaitu, seseorang memandang pada tiap-tiap situasi dan berespons sesuai situasi tersebut. Pandangan Mischel disebut situasionisme, gagasan bahwa kepribadian dan prilaku sering kali sangat bervariasi dari satu konteks ke konteks lainnya.
SISTEM PENGOLAHAN AFEKTIFKOGNITIF (CAPS)
Pendekatan ini bermakna bahwa berbagai pikiran dan emosi kita mengenai diri kita dan dunia memengaruhi interaksi kita dengan lingkungan dan menjadi terkait sehingga penting bagi prilaku.
 
Martin Seligman — Happiness and Well-Being 
PERANAN PSIKOLOGI POSITIF DALAM KEPRIBADIAN
Martin Seligman (2002), salah satu pionir dalam bidang positive psychology dan kebahagiaan.
 
FAKTOR-FAKTOR KEBAHAGIAAN
Seligman (2002) dalam bukunya berjudul ”Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment”, membedakan kebahagiaan yang bersifat sementara dengan kebahagiaan yang menetap. Ia menyatakan bahwa kebahagiaan yang menetap merupakan kontribusi dari circumstances (keadaan) dan voluntary control (kendali secara sadar) seseorang. 
Ada 8 faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang, namun tidak semuanya memiliki pengaruh yang besar yaitu Uang, Pernikahan, Kehidupan Sosial, Kesehatan, Agama, Emosi Positif, Usia, dan Pendidikan/Ras/Iklim/Gender.

 
Sumber Pustaka:
 
Widiantoro, Wahyu. 2020. Psikologi Kepribadian II. UP45: Rangkuman. 

Maulana, Robi. Belajar. https://www.academia.edu/5626523/BELAJAR. Diakses tanggal 27 Desember 2020.

SOCIAL LEARNING: Albert Bandura

 Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A.

ALBERT BANDURA | Psychologist | Social Psychology | Stanford University |  California 

    Albert Bandura lahir di Mundare, Alberta, Kanada pada tanggal 04 Desember 1925. Bandura menerima gelar sarjana muda di bidang psikologi di University of British of Columbia pada tahun1949 dan mendapatkan gelar Ph. D. tahun 1952 di Universitas Lowa. Albert Bandura mengembangkan suatu teori yaitu Social Learning Theory atau Teori Belajar Sosial. Teori belajar sosial menjelaskan perilaku manusia dalam hal interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku, dan pengaruh lingkungan. Orang belajar melalui pengamatan perilaku orang lain, sikap, dan hasil dari perilaku tersebut. “Kebanyakan perilaku manusia dipelajari observasional melalui pemodelan yaitu dari mengamati orang lain. Kemudian hasilnya berfungsi sebagai panduan untuk bertindak.”
    Menurut Bandura, manusia mempelajari sesuatu dengan cara meniru perilaku orang lain. Contohnya Kalau mau jago nari, kamu akan ngikutin gerakan tari orang yang jago nari. Sesimple itu. Teori belajar sosial menjelaskan manusia belajar dengan mengobservasi orang lain. Teori ini didasarkan pada fakta bahwa pengetahuan manusia didapat dari manusia lain. Dengan kata lain, apa yang kita tahu didasarkan oleh penjelasan yang diberikan orang lain pada kita. Bandura percaya pada “determinisme timbal balik”, yaitu lingkungan memang membentuk perilaku dan perilaku membentuk lingkungan, sedangkan behaviorisme dasarnya menyatakan bahwa lingkungan seseorang menyebabkan perilaku seseorang. Manusia tentu saja selalu belajar. Dalam hal ini, kita belajar dari orang lain.
 
HARAPAN
Harapan adalah konsep pertama dalam teori belajar sosial. Harapan, atau ekspektasi, berarti pengetahuan seseorang harus mampu mewujudkan apa yang ia inginkan dari lingkungan, dan kepercayaannya terhadap sesuatu harus sesuai dengan kepercayaan lingkungan. 
 
BELAJAR OBSERVASIONAL
Belajar observasional berarti seorang individu mendasari pengetahuannya dengan mengobservasi orang lain di dalam lingkungan. Seorang individu akan mengenali perilaku orang lain, menyesuaikan dengan dirinya, lalu menirukan perilaku tersebut di masyarakat. Semua yang ia ketahui berasal dari perilaku orang-orang di sekitarnya.
 
KAPASITAS BEHAVIORAL  
Kapasitas behavioral merujuk pada fakta bahwa pengetahuan seseorang diperlukan untuk mempengaruhi perilakunya. Selagi perilaku orang lain mungkin dapat mempengaruhi kamu, perilakumu tidak akan terpengaruh sampai kamu tau/sadar. Barulah saat sadar, kamu bisa mengubah perilaku agar diterima masyarakat.

EFIKASI DIRI
Efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri. Jika seseorang yakin terhadap pengetahuannya, ia akan bertindak berdasarkan pengetahuannya.  Ia akan bertindak bila ia percaya diri dengan tindakannya.
 
DETERMINISME RESIPROKAL
Determinisme resiprokal adalah orang saling meniru perilaku saat mereka berinteraksi. Ketika seseorang berada di satu lingkungan, dia akan beradaptasi dengan lingkungan tersebut. 
 
REINFORCEMENT
Reinforcement adalah respon dari orang lain yang dapat memperkuat/melemahkan suatu perilaku. 
 
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan. Pertama, pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain. Contohnya : seorang pelajar melihat temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaran melalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model. 
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran sosial berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada tingkah laku manusia diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teori-teori sebelumnya kurang memberi perhatian pada konteks sosial di mana tingkah laku ini muncul dan kurang memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain. Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.
 


Sumber Pustaka:
 
Indopositive. 2019. Albert Bandura: Biografi, Teori dan Sejumlah Publiaksinya.
    http://www.indopositive.org/2019/09/albert-bandura-biografi-teori-dan.html. Diakses tanggal 27 
    Desember 2020.
Maulana, Robi. 2017. Teori Albert Bandura: Social Learning (Update). 
   https://psikologihore.com/teori-albert-bandura-social-learning/. Diakses tanggal 27 Desember 2020.
Kecil, Lentera. 2012. Teori Belajar Sosial Menurut Bandura. 
     https://lenterakecil.com/teori-belajar-sosial-menurut-bandura/. Diakses tanggal 27 Desember 2020.

STIMULUS-RESPON: Neal E. Miller & John Dollard

 Putri Wulandari (19310410067)
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A.

Next theories Keep the empirical rigor of behaviorism and add - ppt download 
    John Dollard dan Neal E. Miller bekerja sama di Institute of Human Relation Universitas Yale mengembangkan pendekatan interdisiplin 3 bidang ilmu, yaitu teori belajar, psikoanalitik dan dan antropologi sosial. Kebiasaan atau habit adalah satu-satunya elemen dalam teori Dollard dan Miller yang memiliki sifat struktural. Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon yang relatif stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Gambaran kebiasaan seseorang tergantung pada kejadian khas yang menjadi pengalamannya.
    Dollar dan Miller lebih memusatkan bahasanya mengenai proses belajar dan mereka menganggap penting kelompok habit dalam bentuk stimulus verbal (kata-kata) dan respon yang umumnya juga berbentuk verbal. Selain itu, Dollar dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (Secondary Drive) seperti rasa takut sebagai bagian yang relatif stabil. Menurut Dollar dan Miller Dorongan Primer (Primary Drive) dan hubungan Stimulus-Respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibandingkan habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan Stimulus-Respon bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik.
 
DINAMIKA KEPRIBADIAN
MOTIVATION DRIVES
Dollard & Miller sangat memperhatikan motivasi atau drive. Mereka tidak menggambarkan atau mengklasifikasi motif tertentu tetapi memusatkan perhatiannya pada motif-motif yang penting seperti kecemasan. Dalam kehidupan manusia banyak sekali muncul secondary drive (drive yang dipelajari) dari atau berdasarakan primary drives seperti lapar, haus dan seks. Dorongan yang dipelajari itu berperan sebagai wajah semu yang fungsinya menyembunyikan drives innate.
PROSES BELAJAR
Dollard & Miller melakukan eksperimen rasa takut terhadap tikus. Peralatannya merupakan kotak yang dasarnya diberi aliran listrik, kotak itu diberi sekat yang dapat diloncati tikus. Dibunyikan bel yang kemudian diberi kejutan listrik yang membuat tikus kesakitan, kemudian dihentikan ketika tikus meloncat ke sisi lain dari kotak. ternyata sudah terjadi proses belajar, dimana dengan mendengar bunyi bel saja tikus sudah meloncati sekat. Ini adalah reaksi takut terhadap rasa sakit. 
Dari eksperimen-eksperimennya, Dollard & Miller menyimpulkan bahwa sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari manusia, dipelajari melalui belajar dari rasa takut dan anxiety. Mereka juga menyimpulkan bahwa untuk bisa belajar orang harus menginginkan sesuatu, mengenal sesuatu, mengenakan sesuatu, dan mendapatkan sesuatu. Inilah yang kemudian menjadi empat komponen utama belajar yakni drive, cue, response dan reinforcement.
DRIVE (Stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan tetapi tidak menentukan bentuk kegiatannya).
CUE (Stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya.
RESPONSE (Aktivitas yang dilakukan seseorang).
REINFORCEMENT (Agar belajar terjadi, harus ada reinforcement atau reward).
PROSES MENTAL YANG LEBIH TINGGI
Generalisasi Stimulus
Generalisasi stimulus merupakan respon yang dipelajari dalam kaitannya dengan suatu stimulus, dapat dipakai untuk menjawab stimulus lain yang berbentuk atau berwujud fisiknya mirip. Semakin mirip stimulus lain itu dengan stimulus aslinya, maka peluang terjadinya generalisasi tingkah laku, emosi, pikiran atau sikap semakin besar.   
Reasoning
Reasoning memungkinkan seseorang menguji alternatif respon tanpa nyata-nyata mencobanya sehingga menyingkat proses memilih tindakan. Reasoning juga memberi kemudahan untuk merencanakan, menekankan tindakan pada masa yang akan datang, mengantisipasi respon agar menjadi lebih efektif.
Bahasa (Ucapan, Pikiran, Tulisan maupun Sikap Tubuh) 
Bahasa merupakan respon isyarat yang penting sesudah reasoning. Dua fungsi pentingnya sebagai respon isyarat adalah generalisasi dan diskriminasi. Dollard & Miller sangat mementingkan peran bahasa dalam motivasi, hadiah dan pandangan ke depan. Kata mampu dapat membangkitkan drive dan memperkuat atau memberi jaminan. Kata dapat menguatkan tingkah laku sekarang secara verbal dengan menggambarkan konsekuensi masa yang akan datang.
Secondary Drive
Menurut Dollard & Miller, stimulus atau cue apapun yang sering berasosiasi dengan kepuasan dorongan primer dapat menjadi reinforcement sekunder. Semua drive sekunder, dapat dianalisis asosiasinya dengan drive primer, walaupun terkadang asosiasi itu begitu kompleks sehingga sukar ditemukan jejaknya.
MODEL KONFLIK
Formulasi tingkah laku konflik dari Dollard & Miller sangat terkenal. Karena manurut Dollard & Miller, konflik membuat orang tidak dapat merespon secara normal. Ada tiga bentuk konflik yaitu konflik approach-avoidance (orang dihadapkan dengan pilihan nilai positif dan negatif yang ada di satu situasi), konflik avoidance-avoidance (orang dihadapkan dengan dua pilihan yang sama-sama negatif), dan konflik approach-approach (orang dihadapkan dengan pilihan yang sama-sama positif).
KETIDAKSADARAN
Dollard & Miller memandang penting faktor ketidaksadaran tetapi berbeda dengan Freud. Dollard & Miller membagi isi-isi ketidaksadaran menjadi dua, yaitu pertama, ketidaksadaran berisi hal yang tidak pernah disadari (seperti stimuli, drive dan respon yang dipelajari) juga apa yang dipelajari secara nonverbal dan detail dari berbagai ketrampilan motorik. Kedua, berisi apa yang pernah disadari tetapi tidak bertahan dan menjadi tidak disadari karena adanya represi.  
 
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Perangkat Innate Respons Sederhana dan Primary Procces
Dollard & Miller mengganggap perubahan dari bayi yang sederhana menjadi dewasa yang kompleks sebagai proses yang menarik, sehingga banyak karyanya yang menjelaskan masalah ini. Melalui proses belajar, bayi berkembang dari tiga repertoir tingkah laku primitif di atas menjadi dewasa yang kompleks. Bayi akan terus berusaha mengurangi tegangan dorongan, memunculkan respon-respon menjawab stimuli baru, memberikan reinforcement respon baru, memunculkan motif sekunder dari drive primer dan mengembangkan proses mental yang lebih tinggi melalui mediasi stimulus.
Konteks Sosial
Dollard & Miller menekankan saling ketergantungan antara tingkah laku dengan lingkungan sosiokultural. Bagi Dollard & Miller, prinsip–prinsip belajarnya dapat diterapkan lintas budaya. Dollard & Miller yakin bahwa tingkah laku orang dipengaruhi oleh masyarakatnya.  
Situasi Pembelajaran
Seperti teoritisi psikoanalitik, Dollard dan Miller menganggap 12 tahun kehidupan awal sangat penting dalam menentukan tingkah laku dewasa. Ada banyak peristiwa dimana konflik mental parah yang tidak disadari dapat timbul. 
 
 
Sumber Pustaka
 
Rosyidi, Hamim. 2015. Psikologi Kepribadian (Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik dan Humanistik). Surabaya: JAUDAR PRESS
 
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjYobG6qOztAhUFb30KHU8TD9kQFjABegQIBBAC&url=http%3A%2F%2Fwardalisa.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F26399%2FMateri%2B04%2B-%2BTeoriStimulusRespon.pdf&usg=AOvVaw00CIFJEOYvp9O2Wtb8hlut

Ilmu Budaya Dasar: Hakikat Manusia

Putri Wulandari 19310410067 Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 4...