Kamis, 28 Oktober 2021

Ilmu Budaya Dasar: Hakikat Manusia


Putri Wulandari

19310410067

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Dosen Pengampu Dr Arundhati Shinta, M.A / Amin Nurohmah, S. Pd., M. Sc.


Dalam kehidupan bermasyarakat, segala sesuatu hal yang dilakukan manusia pasti memiliki nilai. Demikian halnya juga dengan budaya, budaya memiliki nilai sebagai tolak ukur manusia dalam bertindak. Suratman dkk. (2013:39) menyatakan bahwa definisi nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, definisi yang berkaitan dengan budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia menurut Wahyu (2008:95). Pendapat lain Suratman dkk.(2014:31) menyatakan bahwa budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Jadi, dapat disimpulkan dari pendapat para ahli di atas bahwa nilai budaya adalah segala hal yang merupakan hasil pemikiran, perilaku, serta pengalaman yang dijadikan sebagai pandangan tentang segala sesuatu baik buruknya dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan tertentu.


Salah satu dasar dari kelima dasar masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan dasar sistem nilai budaya adalah tentang masalah hakikat hidup manusia menurut Kluckhohn (dalam Koentjaradiningrat 2009:154). Hakikat dari hidup manusia berhubungan dengan diri manusia sendiri untuk menjalani kehidupan. Menurut Koentjaradiningrat (2009:154) misalnya, ada yang memandang hidup manusia itu buruk dan ada juga yang memandang hidup manusia dapat diusahakan menjadi suatu hal yang baik. Keselarasan pandangan hidup manusia itu sendiri untuk menghadapi kehidupan. Selain itu, menurut Koentjaradiningrat (2015:157) hakikat hidup manusia juga memiliki fungsi yaitu hidup ini buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.


Pada dasarnya karya manusia merupakan segala sesuatu hal yang dipikirkan dan dikerjakan oleh tangan manusia dengan tujuan yang berbeda. Ada yang membuat karya dengan tujuan mencukupi kehidupan, ada juga untuk tugas, atau hanya untuk kepuasan dan kesenangan. Menurut Koentjaraningrat (2015:155), hakikat karya manusia berhubungan dengan diri manusia sendiri misalnya memandang pada dasarnya hidup bertujuan untuk memungkinkan hidup, ada juga yang memandang karya manusia memberikan kedudukan penuh kehormatan dalam masyarakat serta anggapan lainnya bahwa hakikat karya manusia merupakan suatu gerakan hidup untuk menghasilkan karya yang lebih banyak lagi. Selain itu hakikat karya manusia memiliki fungsi yaitu karya itu untuk menambah karya. Sebuah karya yang dihasilkan memiliki manfaat untuk menambah karya lain agar karya tersebut bisa berguna untuk masyarakat. 


Hakikat manusia dalam ruang waktu menurut Koentjaraningrat (2015:155), bahwa umumnya manusia memandang masa lalu itu sangatlah penting untuk pedoman kehidupan dan sebaliknya ada juga yang menganggap pandangan waktu yang sempit tidak memusingkan diri dengan masa lalu atau masa yang akan datang. Selain itu, hakikat karya manusia dalam ruang dan waktu memiliki fungsi yaitu sebagai orientasi atau pandangan yang mendasari pikiran ke masa depan. Jadi, manusia akan terpengaruh dengan kebudayaan masa lampau atau masa modern yang menjadi pedoman hidup manusia dalam berperilaku.


Menurut Koentjaraningrat (2015:155) hakikat hubungan manusia dengan alam sekitarnya yang memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat sehingga manusia hanya dapat menyerah pada pada alam. Sebaliknya, ada juga yang memandang alam sebagai suatu hal yang dapat dilawan dan ditaklukan oleh manusia. Hakikat hubungan manusia dengan alam memiliki pandangan yaitu manusia harus berusaha menguasai alam. Maksudnya adalah manusia sebagai makhluk sempurna yang Tuhan ciptakan harus berusaha menguasai alam agar manusia dapat memelihara dan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya untuk masa sekarang dan masa depan. 


Manusia merupakan makhluk sosial yang mengalami bermacam-macam liku kehidupan yang di dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan manusia yang lainnya karena itu, kehidupan manusia akan menjadi indah, bahagia, mengesankan, bermartabat, dan bermanfaat apabila manusia saling membagi perhatian antara satu dengan yang lainnya. Koentjaradiningrat (2015:155), mengatakan bahwa hakikat hubungan manusia antara manusia salah satu masalah dasar dalam kehidupan yaitu hubungan manusia dengan sesamanya merupakan tingkah laku manusia yang hidup dalam suatu kebudayaan. Orang dalam suatu kebudayaan akan merasa sangat tergantung kepada sesamanya. Usaha untuk memelihara hubungan baik dengan tetangga dan sesamanya merupakan suatu hal yang dianggap sangat penting dalam hidupnya. Selain itu, ada juga kebudayaan lain yang sangat mementingkan individualisme, menilai tinggi anggapan bahwa manusia harus berdiri sendiri dalam hidupnya.


Sumber Pustaka:


Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta


Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu

Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.  


Suratman,dkk. 2013. Ilmu Budaya Dasar.

Malang: Intimedia.


Suratman,dkk. 2014. Ilmu Sosial Dan Budaya

Dasar. Malang: Intimedia.


Wahyu, Ramdani. 2008. Ilmu Budaya Dasar.

Bandung: CV pustaka Setia.

Perkembangan Teknologi dan Informasi Di Ranah Sosial Kebudayaan


Putri Wulandari

19310410067

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

Dosen Pengampu Dr. Arundhati Shinta M.A / Amin Nurohmah S.Pd., M. Sc. 



Penggunaan teknologi telah ada sejak dulu seiring dengan berlangsungnya kebudayaan manusia. Perkembangan teknologi berbanding lurus dengan perkembangan budaya serta tingkat kebutuhan manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Semakin modern kehidupan dan kebudayaan manusia, maka semakin modern juga kebudayaan.


Komputer, telepon dan internet merupakan salah satu bentuk teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat pada dekade terakhir. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan manusia akan informasi. Pengaruh perkembangan teknologi informasi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan baik politik, ekonomi, sosial, budaya, keagamaan bahkan pendidikan. 


Pemanfaatan teknologi juga berhubungan dengan perilaku dalam menggunakan teknologi tersebut. Teori perilaku dan perilaku (theory of attitudes and behaviour), pemanfaatan teknologi informasi oleh seseorang yang memiliki pengetahuan di lingkungan yang dapat memilih (optional) akan dipengaruhi oleh perasaan individual (affect) terhadap penggunaan teknologi informasi. Begitu juga dengan norma sosial (social norm) dalam lingkungan memberikan dampak pada pemanfaatan dalam penggunaan teknologi informasi. Begitu juga dengan kebiasaan (habit), konsekuensi individual yang diharapkan (consequencies) dan kondisi yang memfasilitasi (facilitation conditions) dalam lingkungan juga memiliki dampak dalam pemanfaatan penggunaan teknologi informasi. 


Perkembangan teknologi dewasa ini, telah menyebabkan seseorang melakukan kontak sosial tidak hanya melalui hubungan badaniyah, tetapi juga melalui hubungan jarak jauh yang dijembatani oleh media komunikasi seperti internet. Menurut Roselin (2010), perkembangan teknologi internet juga tidak saja mampu menciptakan masyarakat dunia global, namun mampu menciptakan suatu transformasi dalam ruang gerak kehidupan baru bagi masyarakat, sehingga tanpa disadari manusia telah hidup dalam dua kehidupan yaitu kehidupan masyarakat nyata dan kehidupan masyarakat maya (cyber community). Melalui internet, memungkinkan seseorang melakukan kontak atau hubungan secara tidak langsung dengan komunitas dunia maya lainnya. Di Indonesia, perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat juga telah dirasakan akibat masuknya pengaruh internet. Pada saat ini, perkembangan internet tidak hanya terbatas di wilayah perkotaan. Di pedesaan, konsep tentang desa dan masyarakatnya saat ini telah mengalami perubahan yang cukup besar akibat berkembangnya teknologi informasi, seperti internet. Adanya internalisasi nilai-nilai budaya barat akibat mudahnya akses teknologi internet di pedesaan telah membawa dampak terhadap perubahan gaya hidup masyarakat di pedesaan, yang dimana gaya hidup di pedesaan pada masa dahulu selalu diidentikkan dengan gaya hidup yang dipengaruhi oleh nilai-nilai agama dan budaya setempat (Hastuti dan Sudarwati 2007).


Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan-perubahan. Perubahan tersebut dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku, organisasi, susunan-susunan lembaga masyarakat lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial, dan sebagainya (Soekanto 1987). Perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok masyarakat (Soemardjan 1962).Perubahan sosial dalam masyarakat telah menyebabkan perubahan dalam struktur sosial dan kebudayaan. 


Kehadiran teknologi informasi juga telah menyebabkan perubahan dalam struktur sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan struktur sosial dapat dilihat dari perubahan pada ciri hubungan antara bagian-bagian dari struktur sosial (Harper 1989). Internet merupakan suatu bentuk teknologi yang menyediakan berbagai metode kehidupan dunia maya yang mirip dengan metode kehidupan dunia nyata. Munculnya media sosial online menyebabkan masyarakat pada saat ini lebih cenderung menyukai menjalin pertemanan yang lebih erat di dunia maya dibandingkan pertemanan yang dijalin secara langsung di dunia nyata. Hal ini menunjukkan adanya perubahan hubungan yang menyebabkan seseorang lebih tidak menghargai orang lain yang ada di dekatnya hanya demi berkomunikasi dengan teman yang jauh secara fisik.


Kebudayaan didefinisikan oleh Koentjaraningrat (1979) sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan cara mempelajarinya. William Ogburn (1922) mengemukakan bahwa ruang lingkup perubahan-perubahan sosial mencakup unsur-unsur kebudayaan baik yang materiil maupun immateriil seperti nilai, norma, ide, dan ideologi. Internet merupakan salah satu contoh kebudayaan materiil yang telah berdampak pada terjadinya pergeseran atau perubahan pada kebudayaan immateriil di masyarakat. Pada saat ini, seseorang yang menjadi bagian dari masyarakat maya cenderung tidak menghargai norma-norma kehidupan di dunia nyata, terutama di lingkungan sekitarnya.


Sumber Pustaka:

Adib, Mohammad. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.


Harper, Charles L. 1989. Exploring Social Change. New Jersey: Prectice Hall.


Hastuti, Sri dan Lina Sudarwati. 2007. Gaya Hidup Remaja Pedesaan di Desa Sukaraya, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Harmoni Sosial. 1(2): 69-82.


Koentjaraningrat (Ed.). 1979. Manusia dan Kebudayaan

di Indonesia. Jakarta: Djambatan.


Ogburn, William Fielding. 1922. Social Change with Respect to Culture and Original Nature. New

York: B.W. Huebsch


Roselin. 2010. Transformasi Masyarakat Nyata Menuju Masyarakat Maya Melalui Internet (Studi Kasus Pengguna Internet Di Kalangan Penjual Bursa Saham Gedung Uniland Jl. Mt Haryono No. 4-1). [Skripsi]. Medan: Universitas Sumatera Utara. 97 hal.


Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar [Edisi Ketiga]. Jakarta: Rajawali Pers.


Soemardjan, Selo. 1962. Social Change in Yogyakarta. Cornell University Press: New York. Hal. XVIII dan 379.


Sukmadinata, Nana Syaodih. Perkembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.


Minggu, 27 Desember 2020

SOCIAL LEARNING: Martin Seligman & Walter Mischel

 Putri Wulandari (19310410067)

Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu: Fx. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A.

Walter Mischel (@walter_mischel) | Twitter

Walter Mischel adalah psikolog kognitif social yang tertarik menjelajahi bagaimana kepribadian memengaruhi prilaku. Mischel meninggalkan jejaknya pada bidang kepribadian dengan dua cara. Pertama, kritiknya atas gagasan kekonsistenan prilaku memicu sejumlah kontroversi yang kemudian dikenal sebagai perdebatan orang-situasi. Kedua, ia mengajukan model CAPS, suatu cara berpikir baru mengenai kepribadian.  
KEKONSISTENAN dan PERDEBATAN ORANG-SITUASI
Mischel menyatakan bahwa kepribadian sering kali berubah menurut situasi yang terberi. Mischel menyatakan bahwa prilaku adalah diskriminatif-yaitu, seseorang memandang pada tiap-tiap situasi dan berespons sesuai situasi tersebut. Pandangan Mischel disebut situasionisme, gagasan bahwa kepribadian dan prilaku sering kali sangat bervariasi dari satu konteks ke konteks lainnya.
SISTEM PENGOLAHAN AFEKTIFKOGNITIF (CAPS)
Pendekatan ini bermakna bahwa berbagai pikiran dan emosi kita mengenai diri kita dan dunia memengaruhi interaksi kita dengan lingkungan dan menjadi terkait sehingga penting bagi prilaku.
 
Martin Seligman — Happiness and Well-Being 
PERANAN PSIKOLOGI POSITIF DALAM KEPRIBADIAN
Martin Seligman (2002), salah satu pionir dalam bidang positive psychology dan kebahagiaan.
 
FAKTOR-FAKTOR KEBAHAGIAAN
Seligman (2002) dalam bukunya berjudul ”Authentic Happiness: Using the New Positive Psychology to Realize Your Potential for Lasting Fulfillment”, membedakan kebahagiaan yang bersifat sementara dengan kebahagiaan yang menetap. Ia menyatakan bahwa kebahagiaan yang menetap merupakan kontribusi dari circumstances (keadaan) dan voluntary control (kendali secara sadar) seseorang. 
Ada 8 faktor eksternal yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang, namun tidak semuanya memiliki pengaruh yang besar yaitu Uang, Pernikahan, Kehidupan Sosial, Kesehatan, Agama, Emosi Positif, Usia, dan Pendidikan/Ras/Iklim/Gender.

 
Sumber Pustaka:
 
Widiantoro, Wahyu. 2020. Psikologi Kepribadian II. UP45: Rangkuman. 

Maulana, Robi. Belajar. https://www.academia.edu/5626523/BELAJAR. Diakses tanggal 27 Desember 2020.

Ilmu Budaya Dasar: Hakikat Manusia

Putri Wulandari 19310410067 Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 4...