Putri Wulandari
19310410067
Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.
Dosen Pengampu Dr Arundhati Shinta, M.A / Amin Nurohmah, S. Pd., M. Sc.
Dalam kehidupan bermasyarakat, segala sesuatu hal yang dilakukan manusia pasti memiliki nilai. Demikian halnya juga dengan budaya, budaya memiliki nilai sebagai tolak ukur manusia dalam bertindak. Suratman dkk. (2013:39) menyatakan bahwa definisi nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Selanjutnya, definisi yang berkaitan dengan budaya dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia menurut Wahyu (2008:95). Pendapat lain Suratman dkk.(2014:31) menyatakan bahwa budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Jadi, dapat disimpulkan dari pendapat para ahli di atas bahwa nilai budaya adalah segala hal yang merupakan hasil pemikiran, perilaku, serta pengalaman yang dijadikan sebagai pandangan tentang segala sesuatu baik buruknya dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan tertentu.
Salah satu dasar dari kelima dasar masalah dasar dalam kehidupan manusia yang menjadi landasan dasar sistem nilai budaya adalah tentang masalah hakikat hidup manusia menurut Kluckhohn (dalam Koentjaradiningrat 2009:154). Hakikat dari hidup manusia berhubungan dengan diri manusia sendiri untuk menjalani kehidupan. Menurut Koentjaradiningrat (2009:154) misalnya, ada yang memandang hidup manusia itu buruk dan ada juga yang memandang hidup manusia dapat diusahakan menjadi suatu hal yang baik. Keselarasan pandangan hidup manusia itu sendiri untuk menghadapi kehidupan. Selain itu, menurut Koentjaradiningrat (2015:157) hakikat hidup manusia juga memiliki fungsi yaitu hidup ini buruk, tetapi manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik.
Pada dasarnya karya manusia merupakan segala sesuatu hal yang dipikirkan dan dikerjakan oleh tangan manusia dengan tujuan yang berbeda. Ada yang membuat karya dengan tujuan mencukupi kehidupan, ada juga untuk tugas, atau hanya untuk kepuasan dan kesenangan. Menurut Koentjaraningrat (2015:155), hakikat karya manusia berhubungan dengan diri manusia sendiri misalnya memandang pada dasarnya hidup bertujuan untuk memungkinkan hidup, ada juga yang memandang karya manusia memberikan kedudukan penuh kehormatan dalam masyarakat serta anggapan lainnya bahwa hakikat karya manusia merupakan suatu gerakan hidup untuk menghasilkan karya yang lebih banyak lagi. Selain itu hakikat karya manusia memiliki fungsi yaitu karya itu untuk menambah karya. Sebuah karya yang dihasilkan memiliki manfaat untuk menambah karya lain agar karya tersebut bisa berguna untuk masyarakat.
Hakikat manusia dalam ruang waktu menurut Koentjaraningrat (2015:155), bahwa umumnya manusia memandang masa lalu itu sangatlah penting untuk pedoman kehidupan dan sebaliknya ada juga yang menganggap pandangan waktu yang sempit tidak memusingkan diri dengan masa lalu atau masa yang akan datang. Selain itu, hakikat karya manusia dalam ruang dan waktu memiliki fungsi yaitu sebagai orientasi atau pandangan yang mendasari pikiran ke masa depan. Jadi, manusia akan terpengaruh dengan kebudayaan masa lampau atau masa modern yang menjadi pedoman hidup manusia dalam berperilaku.
Menurut Koentjaraningrat (2015:155) hakikat hubungan manusia dengan alam sekitarnya yang memandang alam sebagai suatu hal yang begitu dahsyat sehingga manusia hanya dapat menyerah pada pada alam. Sebaliknya, ada juga yang memandang alam sebagai suatu hal yang dapat dilawan dan ditaklukan oleh manusia. Hakikat hubungan manusia dengan alam memiliki pandangan yaitu manusia harus berusaha menguasai alam. Maksudnya adalah manusia sebagai makhluk sempurna yang Tuhan ciptakan harus berusaha menguasai alam agar manusia dapat memelihara dan memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya untuk masa sekarang dan masa depan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang mengalami bermacam-macam liku kehidupan yang di dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya akan selalu tergantung dengan manusia yang lainnya karena itu, kehidupan manusia akan menjadi indah, bahagia, mengesankan, bermartabat, dan bermanfaat apabila manusia saling membagi perhatian antara satu dengan yang lainnya. Koentjaradiningrat (2015:155), mengatakan bahwa hakikat hubungan manusia antara manusia salah satu masalah dasar dalam kehidupan yaitu hubungan manusia dengan sesamanya merupakan tingkah laku manusia yang hidup dalam suatu kebudayaan. Orang dalam suatu kebudayaan akan merasa sangat tergantung kepada sesamanya. Usaha untuk memelihara hubungan baik dengan tetangga dan sesamanya merupakan suatu hal yang dianggap sangat penting dalam hidupnya. Selain itu, ada juga kebudayaan lain yang sangat mementingkan individualisme, menilai tinggi anggapan bahwa manusia harus berdiri sendiri dalam hidupnya.
Sumber Pustaka:
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Koentjaraningrat. 2015. Pengantar Ilmu
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suratman,dkk. 2013. Ilmu Budaya Dasar.
Malang: Intimedia.
Suratman,dkk. 2014. Ilmu Sosial Dan Budaya
Dasar. Malang: Intimedia.
Wahyu, Ramdani. 2008. Ilmu Budaya Dasar.
Bandung: CV pustaka Setia.